Virus corona. Virus corona. Corona.
Corona. Corona
Ya akhir-akhir ini virus corona ini ramai diperbincangkan
Apa sih virus corona itu ?
Mengapa bisa berdampak pada bisnis ?
Mengapa ?
Bagaimana ?
Kok bisa ?
Apa ? Apa ? Apa ?
Banyak banget pertanyaan tentang corona, pengaruhnya, dampaknya, nya nya nya nya. Baca aja lah ya di bawah ini.
Sebelumnya saya mau minta maaf terlebih dulu apabila saya ada kesalahan sebelumnya. Baik itu dari segi tulisan, kata, kalimat, bahkan pemahaman saya yang salah hingga salah dalam penulisan.
“Jangan pernah berpacu kepada satu
sumber aja ya !!! “
Oke oke sekarang baca aja ya 😉
VIRUS CORONA ??!!
Virus Corona sebenarnya sudah lama
ditemukannya yaitu pada tahun 1960-an. Virus ini dapat menyebabkan
penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).Virus corona merupakan
virus yang menyerang system pernapasan. Beberapa bentuk penyakit yang
disebabkan oleh virus ini misalnya SARS-CoV pada 2003, HCoV NL63 pada 2004, HKU1 pada 2005, MERS-CoV (sebelumnya dikenal sebagai
2012-nCoV) pada 2012, dan SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sebagai
2019-nCoV) pada 2019 atau yang bisa sekarang disebut COVID-19. Ya, penyakit
menular COVID-19 ini disebabkan oleh salah satu jenis virus corona.
Wabah virus corona (covid-19) Wabah
virus Corona atau Covid-19 ini tak hanya mengguncang Wuhan, tetapi juga dunia.
Wabah ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia maupun perekonomian
Indonesia sendiri. Karena beberapa negara menerapkan sistem lockdown yang
berarti semua kegiatan di negara itu tidak ada termasuk bekerja. Jadi, apabila
suatu negara melakukan lockdown maka akan mempengaruhi negara lainnya
juga.
Misalnya, saat China melakukan lockdown maka itu juga berdampak pada perekonomian China sendiri begitupun dengan negara yang lain. Karena China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Jadi, pelemahan ekonomi sebesar 0,5 hingga 1 persen tentu akan berdampak luar biasa.
Bagaimana pengaruh virus corona
terhadap perekonomian Indonesia?
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami
perlambatan sekitar 0,23%, jika perekonomian China melemah satu persen akibat
wabah virus corona dan dampak virus corona ini juga akan menyasar pada kinerja
ekspor impor Indonesia pada Januari 2020.
Lalu, apa sih yang akan terjadi apabila Indonesia benar-benar menerapkan sistem lockdown ?
Apabila Indonesia pada akhirnya
menerapkan sistem lockdown, maka akan berakibat buruk bagi perekonomian.
Khususnya sektor informal akan kehilangan penghasilan. Sektor produksi akan
terganggu karena banyak produk yang akan berkurang pasokannya.
Lockdown akan sangat memukul laju
ekonomi Indonesia secara jangka pendek. Hal ini karena kota dengan kasus
terbanyak virus corona ialah Jakarta, yang merupakan pusat pemerintahan,
bisnis, dan perdagangan Indonesia. Sementara kota-kota lain yang juga memiliki
sejumlah kasus corona, merupakan kota-kota di Pulau Jawa, yang lagi-lagi
menjadi penggerak roda ekonomi dalam negeri.
Bila daerah akan terpengaruh dari sisi
pariwisata dan perhotelan, maka Jakarta akan terpukul dari sisi industri jasa
keuangan dan jasa lainnya. Bila itu terjadi, masalah tersebut akan menekan
industri pengolahan dan perakitan. Pasalnya kondisi tersebut akan membuat
aliran modal tersendat.
Ada beberapa sektor yang tertekan
akibat dari wabah virus corona Covid-19 yaitu rumah tangga,
korporasi, sektor keuangan, dan sektor yang juga bisa 'tak selamat' bila
self distancing bahkan lockdown diberlakukan adalah Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Khususnya, para pedagang kaki lima.
Mengapa sektor UMKM juga tertekan ?
Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami tekanan akibat tidak dapat melakukan kegiatan usaha sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit terganggu.
Menurut Sri Mulyani, kemampuan UMKM
ketika terjadi krisis pada 1997 hingga 1998 sangat berbeda dengan sekarang
sebab saat itu sektor ini masih mampu bertahan untuk menghadapi kondisi
tersebut. Pada tahun 1997 sampai 1998 UMKM justru masih resilience tapi dalam
COVID-19 ini justru terpukul paling depan karena tidak ada kegiatan
masyarakat.
Padahal biasanya selama ini UMKM
menjadi safety net negara Indonesia, namun sekarang akan mengalami pukulan yang
sangat besar karena ada restriksi kegiatan ekonomi dan sosial.
Mengapa UMKM bisa ‘tak selamat’ apabila
diberlakukannya sistem lockdown dan mengapa wabah virus corona bisa berdampak
pada bisnis UMKM ?
Sadarkah Anda bahwa hidup di Indonesia
tidak bisa lepas dari yang namanya bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM)? Saat pagi, misalnya, Anda membeli bubur ayam di dekat rumah untuk menu
sarapan.
Sebelum berangkat kerja, Anda
menitipkan anak ke playground terdekat. Lalu, saat malam hari Anda
mendadak kehabisan minyak goreng untuk memasak, sehingga Anda pun membelinya di
suatu warung sembako dekat rumah.
Nah, tukang
bubur, playground, dan warung sembako tersebut bisa dikatakan sebagai
UMKM. Memang mungkin skalanya belum terlalu besar, tetapi dampaknya terhadap
perekonomian negara cukup membanggakan.
Dilansir dari situs CNN Indonesia,
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyebutkan bahwa UMKM adalah
sektor yang memiliki potensi besar.
Kalau menurut data Kementerian Koperasi
dan UMKM, sekitar 98,7% usaha di Indonesia merupakan usaha mikro. Tidak
mengherankan apabila UMKM berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia hingga mencapai 36,82%.
Semenjak gemparnya berita bahwa virus
corona mulai menyebar di Indonesia, bisnis-bisnis UMKM mulai mengalami
penurunan penjualan. Menurunnya penjualan disebabkan karena kekhawatiran dan
ketakutan masyarakat dengan virus corona. Mereka lebih memilih berdiam diri di
rumah. Apalagi sejak penerapan 'belajar, bekerja dan beribadah dari rumah',
penjualan semakin menurun karena sepi pelanggan.
Bahkan ada beberapa pebisnis UMKM yang
memilih pulang kampung karena sudah tidak memiliki uang untuk bertahan hidup
ataupun modal untuk melanjutkan bisnisnya.
Ada juga beberapa bisnis UMKM yang
terpaksa harus mem-PHK karyawannya karena tidak sanggup untuk menggaji
karyawan.
Ada juga bisnis yang memiliki kendala
dari segi bahan baku. Karena bahan baku mereka dari luar negeri yang artinya
mereka harus impor tetapi tidak bisa dikarenakan adanya pelarangan ekspor-impor
untuk mencegah corona.
Masih ada juga beberapa dampak wabah corona ini terhadap bisnis UMKM.
Ada beberapan tips yang bisa dilakukan para pelaku UMKM agar dapat bertahan dalam menghadapi wabah virus corona, yaitu sebagai berikut :
- Memanfaatkan media sosial
sebagai sarana pemasaran
- Memastikan arus kas terjaga
dengan sehat
- Merencanakan ulang
pendapatan dan pangkas anggaran biaya
- Selalu memonitor transaksi
bisnis
- Memperhatikan kondisi stok
barang
Dan juga yang penting adalah harus
memiliki strategi pengelolaan keuangan yang baik.
Apa upaya dari pemerintah untuk bisnis
UMKM ?
Pemerintah akan menyalurkan bantuan
sosial sebesar Rp 5 juta kepada setiap pekerja formal, informal hingga pelaku
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama berperang melawan wabah virus
corona (Covid-19). Hal ini juga untuk mengurangi tindak pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan menjaga kelangsungan usaha dari sisi perusahaan.
Cara memberikan bantuan tersebut yaitu
dengan cara :
- Untuk pekerja di sektor formal, pemberian itu akan dilakukan dengan menggunakan skema BP Jamsostek.
- Untuk pekerja informal dan pelaku UMKM, bantuan sosial akan disalurkan ke dalam konteks social safety net melalui program Kartu Prakerja.
Jadi, itulah isi dari pembahasannya
berdasarkan dari yang saya ketahui dengan membaca dari beberapa sumber.
Sekali lagi bila saya ada salah saya
minta maaf.
Dan ikutilah aturan pemerintah karna
itu juga buat kebaikan kita semua
Nama : Amalia Dwi Septiana
NIM : 01219075
Kelas : Manajemen A-01
Tugas : Pengantar Bisnis
#bangganarotama
#narotamajaya
#thinksmart
#generasiemas
#suksesituaku
#pebisnismuda
#stayhome
#stayhome
Referensi :
https://bisnis.tempo.co/read/1326504/4-sektor-yang-paling-tertekan-akibat-corona-menurut-sri-mulyani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar